Sabtu, 24 Mei 2008

KECENDERUNGAN REGIONAL DAN GLOBAL DALAM PEMANFAATAN TEKHNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNTUK PENDIDIKAN

TUGAS KELOMPOK


TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

KECENDERUNGAN REGIONAL DAN GLOBAL DALAM PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNTUK PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU ; PROF. DR. YUSUFHADI MIARSO M .Sc.


Oleh :













Suarmansyah nim : 0805136142
Siti Rokayah nim : 0805136140
Sri Purwaningsih nim : 0805136141


JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2008
KECENDERUNGAN REGIONAL DAN GLOBAL DALAM PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNTUK PENDIDIKAN

PENDAHULUAN
Pertumbuhan dan perkembangan informasi serta teknologi komunikasi dalam era globalisasi mampu merubah dunia dan kehidupan manusia. Masing-masing bangsa yang berdaulat sangat ketat dibatasi secara geografis, kini seakan tidak berdaya, runtuh, takluk menghadapi dasyatnya pengaruh informasi dan teknologi komunikasi tersebut. Ia telah menjajah kesemua negeri, merobohkan benteng-benteng negeri yang kokoh dan kuat, semua negeri seakan menjadi satu yang tak terpisahkan karena perkembangan informasi dan teknologi komunikasi ini.
Sementara itu, kemampuan setiap negara untuk menerima gelombang arus perkembangan informasi dan teknologi komunikasi berbeda. Terdapat dua kelompok besar negara, kelompok pertama adalah kumpulan dari negara yang siap mengadopsi setiap pertumbuhan dan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, dalam hal ini adalah para negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada dan Inggris, kelompok kedua adalah kumpulan dari negara yang belum siap mengadopsi setiap pertumbuhan dan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, dalam hal ini adalah para negara berkembang seperti Indonesia, Malaysia dan Afrika Selatan.
Perbedaan yang menyolok antara kelompok negara maju dan negara berkembang adalah mengenai kesiapan sumber daya manusia yang berbeda. John Naisbitt mengatakan ”Yang Penting Adalah Perangkat Lunaknya” Ini bukan hanya perangkat lunak untuk teknologi melainkan juga perangkat lunak untuk manusianya. Usaha untuk menyiapkan sumber daya manusia di beberapa negara berkembang khususnya Indonesia menggunakan jalur pendidikan. Pendidikan menjadi faktor terpenting bagi Indonesia dalam menghasilkan manusia yang siap untuk terjun dalam persaingan bebas.
Dalam makalah kelompok ini, kami berusaha untuk membahas tentang ciri masyarakat konservatif dan ciri masyarakat progresif, studi komparatif pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi pendidikan di beberapa negara, dan kecenderungan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dimasa mendatang.

CIRI MASYARAKAT KONSERVATIF DAN PROGRESIF
Pada negara berkembang ciri masyarakan cenderung konservatif :
- spiritual dan komunal
- membaca rendah
- kehidupan sangat menjunjung adat dan tradisi
- pandangan lokal
- sangat sulit menerima hal-hal baru/inovasi
- menyatu dengan alam
- teknologi sederhana
Pada negara maju ciri masyarakat cenderung progresif :
- rasional dan realistik
- kebiasaan membaca tinggi
- kemampuan mengembangkan dan menyerap ilmu dan pengetahuan secara banyak dan cepat
- terbuka untuk inovasi, bahkan selalu berusaha mencari hal-hal baru
- pandangan hidupnya berdimensi lokal, nasional dan universal
- mampu memprediksi dan merencanakan masa depan
- teknologinya senantiasa berkembang dan digunakan
(Selo Sumarjan 1993, dalam Menyemai Benih Teknologi Pendidikan karya Yusufhadi Miarso).
Dari perbandingan ciri masyarakat diatas, perkembangan teknologi dan informasi ditanggapi secara berbeda, Pada masyarakat konservatif perkembangan informasi dan teknologi ditanggapi secara pasif bahkan cenderung impulsif. Dengan pengetahuan yang sangat minim bahkan tidak tahu pada dunia luar dikarenakan kebiasaan membaca yang sangat rendah dan sangat tidak menguasai alam, maka jika terdapat hal-hal baru, sikap dan tanggapan yang muncul akan cenderung negatif. Hal-hal baru yang bersifat inovatif akan diterima dengan sangat lambat karena cenderung diikuti oleh prasangka dan curiga membahayakan dirinya dan kebiasaan yang sudah ada. Sedangkan pada masyarakat progresif, perkembangan teknologi dan komunikasi ditanggapi secara positif. Cara berpikir yang rasional dan realistik didukung oleh kebiasaan membaca yang tinggi sehingga selalu mengikuti perkembangan ilmu dan pengetahuan akan semakin mendorong dirinya untuk selalu mencari , membuat dan mendapatkan hal-hal baru. Adanya hal-hal baru menjadi suatu kebutuhan hidup utama karena adanya hal baru berarti perbaikan pada hal sebelumnya. Masyarakat progresif memiliki pandangan yang menyeluruh dan mendalam terhadap sesuatu hal sehingga mampu memprediksi dan merencanakan masa depan.
Dalam proses globalisasi, masyarakat yang berpengetahuan (knowledge society) akan mampu mempercepat arus perkembangan teknologi. Masyarakat berpengetahuan dimiliki oleh masyarakat progresif sehingga pada masyarakat inilah hal-hal baru yang bersifat inovatif terjadi. Masyarakat dengan kebudayaan yang kuat dan agresif akan mampu mengatasi proses globalisasi, sedangkan pada masyarakat dengan kebudayaan yang lemah dan pasif akan sulit atau bahkan tergilas oleh proses globalisasi.

STUDI KOMPARATIF PEMANFAATAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI UNTUK PENDIDIKAN DI MANCANEGARA
Sumber daya manusia menjadi alasan utama dari transformasi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Negara berkembang harus secara intensif memperhatikan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di negara maju. Berikut ini merupakan studi komparatif yang terjadi di beberapa negara berkembang khususnya di negara Afrika Selatan, Malaysia dan India. Sedangkan pada negara maju mengambil contoh negara Amerika Serikat, Canada dan Inggris.
Di negara Afrika Selatan, Sistem Belajar Jarak Jauh sebenarnya sudah dimulai pada tahun 1946. Tetapi tidak mengalami perkembangan yang berarti karena kondisi politik yang terjadi sangat tidak mendukung berkembangnya teknologi komunikasi. Apalagi teknologi informasi dan komunikasi berada pada jalur pendidikan, sedangkan Afrika Selatan pada saat itu berada pada masa feodalisme negara Inggris sehingga semua sektor kehidupan terutama yang mempunyai hubungan dengan dunia luar sangat dibatasi. Di negara ini perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berawal dari korespondensi yang dilakukan oleh beberapa orang yang memang sangat berkepentingan terhadap dunia luar. Sebagai contoh adalah seorang Nelson Mandela, sebagai seorang negarawan yang sebagian besar waktunya dijalani di tempat yang sangat tidak bebas yaitu penjara, tetapi mampu merampungkan pendidikannya. Nelson Mandela seorang lulusan waktu masih dipenjara. Seiring dengan bertambahnya Nelson Mandela yang lain, maka teknologi informasi dan komunikasi mengalami perkembangan yang sangat pesat pada tahun 1995. Pada tahun inilah Afrika Selatan mengalami proses reformasi dari pola individual berkembang menjadi pola kelompok dengan munculnya Course Team, Tutorial Centers & New Technologi. Dengan bermunculannya pola kelompok tersebut tercacat jumlah mahasiswa yang ada sebanyak 130.000 orang pada tahun itu.
Di negara Malaysia perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada jalur pendidikan dimulai dengan sistem Dual Mode. Dengan sistem ini virtual students bertatap muka empat kali dalam 14 pertemuan per semester. Pada tahun pertama ini juga perbandingan sistem pembelajaran berkomposisi ; 19% tatap muka, 19% tatap muka, 12% tutorial, 50% CDRoom. Dilihat dari perbandingan sistem pengajaran diatas maka penggunaan teknologi informasi dan komunikasi global mendominasi cara pembelajaran sehingga sangat perlu dukungan sarana prasarana (hardware,software, useware), struktur, sistem dan metode teknologi informasi dan komunikasi secara global. Pada tahun kedua sampai sekarang secara bertahap penggunaan CD-Room diganti dengan WEB-BASED Courseware. Sehingga percepatan sistem jaringan ini menjadi dua kali dari sebelumnya.
Di negara India, penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan secara nyata dicetuskan oleh India Eighth Plan pada tahun 1992-1997. Tujuan utama dari kelompok ini adalah bahwa separoh dari seluruh mahasiswa yang ada pada saat itu (50%) belajar melalui SBJJ (Sistem Belajar Jarak Jauh). Target SBJJ pada saat itu sebanyak 1,500.000 mahasiswa. Pada tahun itu juga terdapat 229 study centers , OPENED (Open Education Network) dengan membuka 16 regional centers dan 3 state open university.
Perkembangan informasi dan teknologi di Negara maju sangat cepat diterima, seperti Kanada telah terkemuka dalam perkembangan CIT untuk pendidikan dengan dibukanya jaringan-jaringan informasi dan komunikasi di sekolah-sekolah, seperti School Net, Alberta Distance Learning Centre, The Open Learning Centre (OLA) dan The Commonwealth of Learning (COL). Perkembangan saat ini bahwa 80% dari sekolah-sekolah yang ada disana sudah online.
Di negara Amerika Serikat sebagai negara yang unggul dalam sistem belajar berjaringan, pada tahun 1998 sudah terdapat 26.000 kursus berjaringan ditawarkan oleh hampir semua perguruan tinggi terkemuka. Terbesar University of Phonix, dengan 371.000 mahasiswa online. Program gelar sebanyak 690 dan 170 program sertifikat ditawarkan tersebar disemua perguruan tinggi disana. Sebanyak 1.600 Corporate University yang sangat siap menawarkan sistem pembelajaran online.
Perkembangan informasi dan teknologi di negara Inggris, terdapat 210.000 jumlah siswa dengan perincian 60.000kursus non gelar (non-degree courses) dan 150 siswa bergelar (degree). Terdapat 20.000 overseas students. Pada tahun 1995 meluluskan 160.000 mahasiswa dan mencanangkan program Integrating New Systems and Technologies into Lifelong Learning)

KECENDERUNGAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI BAGI PENDIDIKAN DIMASA MENDATANG.
Menurut Naisbitt, terdapat kecenderungan besar yang sangat berkaitan dengan dunia pendidikan adalah :
Perkembangan dari masyarakat industri menuju masyarakat informasi.
Digunakannya teknologi tinggi dengan sentuhan yang semakin tinggi/halus.
Perencanaan jangka pendek digantikan dengan perencanaan jangka panjang.
Sentralisasi menuju ke desentralisasi.
Demokrasi representatif mengalami perkembangan menuju ke demokrasi partisipatif.
Pola hierarki menuju ke pola jaringan.
Perkembangan dari pilihan antara dua kemungkinan kepada pilihan majemuk.
Sedangkan menurut Bishop G. (1989), meramalkan bahwa pendidikan masa depan akan bersifat lebih luwes (fleksibel), terbuka dan dapat diakses oleh siapa saja yang memerlukannya tanpa pandang faktor jenis, usia maupun pengalaman pendidikan sebelumnya. Dari peramalan Bishop ini berarti juga bahwa dengan masuknya globalisasi, pendidikan masa depan akan lebih bersifat jaringan, terbuka dan dua arah, beragam, multidisipliner, serta terkait pada produktifitas kerja ”saat itu juga” dan kompetitif.
Bagi Indonesia, tuntutan pendidikan masa depan yang mengarah pada globalisasi tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi, karena jika tidak mampu menghadapi akan menjadi korban. Oleh karena itu, dengan memperhatikan : persaingan yang semakin tajam, keadaan geografis yang kepulauan, penduduk tidak merata, peluang kelemahan kemampuan teknologi itu sendiri dan jangkauan tatap muka yang bersifat formal sangat terbatas, maka pendidikan secara umum harus diarahkan pada penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dengan sistem belajar jarak jauh.
Mason R. (1994), berpendapat bahwa pendidikan mendatang akan lebih ditentukan oleh jaringan, bukannya gedung sekolah. Ada 5 alasan mengapa menggunakan teknologi komunikasi, pertama adalah kemampuan akses lebih luas sampai daerah terpencil tanpa tatap muka konvensional, kedua adalah kesempatan pemerataan lebih luas, ketiga adalah satu-satunya alternatif penyelenggaraan pendidikan seumur hidup, keempat adalah memungkinkan terjadinya pertukaran sumber daya yang langka, dan kelima adalah kemungkinan untuk belajar interaktif dan kolaboratif antar siswa dari jarak jauh semakin meluas.
Sedangkan pada lembaga pendidikan terutama perguruan tinggi, pemanfaatan teknologi telekomunikasi dan informasi dapat berupa :
1. Perpustakaan elektronik (e-Library), Homepage dari The Library of Congress mampu menyajikan informasi melalui akses internet sehingga setiap lembaga pendidikan perlu dilengkapi dengan sarana memadai untuk akses, termasuk media penyimpanan dengan kapasitas memadai serta sarana mencetak dengan bagian-bagian yang diperlukan. Penyediaan dan pengembangan bahan belajar yang luas dan lengkap perli dilakukan untuk mendukung kegiatan kampus maya (virtual class/campus).
2. Surat elektronik (E-mail), hubungan antara dosen, pengelola, mahasiswa, orang tua dan pihak-pihak terkait dapat terjalin intensif melalui sarana ini tanpa tatap muka konvensional.Kegiatan tutorial, laporan perkembangan dan prestasi belajar mahasiswa setiap semester dapat dipantau, sementara asisten dapat memandu kegiatan di kelas. Bahkan mahasiswa dan dosen dapat memperoleh informasi dari dosen lain diluar negeri yang terjalin dalam jaringan interaktif.
3. Ensiklopedia, saat ini banyak perusahaan yang menjajakan ensiklopedia melalui CD- ROM, diharapkan ensiklopedia masa mendatang tidak hanya berisi tulisan dan gambar saja, tetapi juga video, audio, tulisan dan gambar dan bahkan gerakan.
4. Sistem Distribusi Bahan Belajar Secara Elektronik (Digital), kesulitan mendapatkan modul karena tempat tinggal terpencil tidak akan terjadi lagi. Modul bisa diakses lewat internet, meskipun jarak dan keadaan geografis secara nyata sangat sulit. Layanan jasa internet ini dapat dimiliki/ditempatkan pada kantor pos terdekat.
5. Teledukasi dan Latihan Jarak Jauh dalam Cyber System, pendidikan dan pelatihan jarak jauh diperlukan untuk memudahkan akses serta pertukaran data, pengalaman dan sumber daya dalam peningkatan mutu dan profesional dari sumber daya manusia Indonesia.
6. Pengelolaan Sistem Informasi, perguruan tinggi sebagai ”gudang” ilmu pengetahuan dapat menyimpan semua dokumen yang dalam perkembangan lebih lanjut mudah dibuka dan dikomunikasikan. Mirip halnya dengan perpustakaan elektronik. Informasi ini sifatnya lebih dinamik (menyangkut hal-hal yang paling mutakhir) dapat dikelola dalam suatu sistem.
7. Video teleconference, memungkinkan bagi mahasiswa diseluruh dunia untuk saling mengenal dan berhubungan. Dalam kalangan pendidikan dapat merupakan sarana diskusi, simulasi dan dapat digunakan untuk bermain peran pada kegiatan pembelajaran yang berfungsi menumbuhkan kepercayaan diri dan kerjasama yang bersifat sosial.



PENUTUP
Agar tidak terus tertinggal, Indonesia harus dapat dengan cepat mengimbangi perkembangan negara-negara lain, terutama dengan sesama negara Asia. Sumber daya manusia yang ada haruslah dipersiapkan sedemikian rupa sehingga akan dapat survive dalam iklim globalisasi. Individu menjadi sangat penting kedudukannya dalam perkembangan teknologi informasi dan komunikasi . yang bersaing bukanlah antar negara tetapi individu-individu di dalamnya.
Jika kita mencermati studi komparatif dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di negara-negara berkembang termasuk Indonesia, perluasan kesempatan pendidikan secara konvensional memakan waktu lama dan mahal terutama bagi Indonesia yang memiliki geografis kepulauan nan luas. Ada 2 cara harus dilakukan yaitu cara internal dan eksternal. Cara internal adalah Sistem Belajar Jarak Jauh (SBJJ) sehingga sarana informasi dan komunikasi vital diperlukan (menjangkau daerah terpencil) dan cara eksternal adalah kerjasama dengan luar negeri.
Banyak faktor yang mempengaruhi dilaksanakan atau tidaknya potensi teknologi informasi dan komunikasi terutama hubungan dengan negara lain . Kerjasama dengan luar negeri sangat perlu dilakukan dengan syarat : pertama adalah sumber daya manusia yang mau dan siap untuk menerima perubahan, kedua adalah dukungan kebijakan, ketiga adalah infrastruktur yang memadai dan syarat keempat adalah ketersediaan dana.
Perlu diingat bahwa Indonesia telah menandatangani komitmen dalam WSIS 2004 (World Summit on Information Society) yang salah satu butir kesepakatannya adalah komitmen pada tahun 2015 paling tidak dari 50% penduduk harus dapat memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas kehidupan. Pihak yang paling berperan dalam pembentukan individu yang paham teknologi informasi adalah lembaga pendidikan. Artinya bahwa pada institusi pendidikanlah terletak nasib berhasil tidaknya bangsa Indonesia dalam menciptakan masyarakat berbasis informasi dan pengetahuan seperti yang dicita-citakan bersama.



KEPUSTAKAAN

Miarso, Yusufhadi, 2007, Menyemai Bebih Teknologi Pendidikan, makalah disajikan dalam FPTK Expo 1999.
Sumardjan, Selo, 1993, MEDIA Komunikasi Masa dan Globalisasi, makalah disajikan dalam Seminar Nasional Kebijakan Penerangan Jakarta.
Bishop, G, 1989, Alternative Strategies foe Education, London, Mc Millan Publisher Ltd, dalam Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Yusufhadi Miarso, Kencana, Jakarta.
Mason, R, 1994, Using Communication Media in Open and Flexible Learning, London, Kogan Page Ltd, dalam Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Kencana, Jakarta.
Tilaar, H.A.R, 2004, Managemen Pendidikan Nasional Kajian Pendidikan Masa Depan, PT. Remaja Rosdakarya.
Gumilar, Gumgum, 2002, Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Era Globalisasi, http://sisfokampus.wordpress.com/2006/09/23.
Naisbitt, John, 1990, Megatrends, 2000, Jakarta, Bina Aksara.




1 komentar:

varouncabe mengatakan...

TIN N'T DIN N'T DIN N'T DIN N'T DIN N'T
At first glance, the TIN titanium car N'T DIN N'T DIN smith titanium N'T DIN N'T DIN titanium trim as seen on tv N'T DIN N'T DIN N'T DIN N'T DIN N'T t fal titanium DIN N'T DIN N'T DIN N'T DIN N'T DIN N'T DIN N'T DIN N'T. revlon titanium max edition